Tak bisa kita pungkiri, ternyata masih banyak orang yang tidak mengetahui perbedaan ISBN dan ISSN. Banyak orang beranggapan bahwa keduanya adalah hal yang sama, padahal berbeda. Akibat kesalahan persepsi ini tidak sedikit yang mengajukan ISBN untuk menerbitkan majalah, layaknya buku. Hal yang salah ini bisa terjadi karena minimnya literasi dan wawasan. Oleh karena itu melalui artikel ini akan kita bahas perbedaannya.
Perbedaan ISBN dan ISSN
ISBN dan ISSN adalah hal yang berbeda. Lantas, apa sih kegunaannya masing-masing ? Saat seperti apa keduanya bisa kita gunakan ? Oleh karena itu, langsung saja simak ulasan berikut. Insya Allah dengan ulasan ini akan membukakan wawasan kita bersama tentang kedua kode unik ini.
Perbedaan ISBN dan ISSN dalam Penerbitan
International Standard Book Number (ISBN)
ISBN (International Standard Book Number) merupakan deretan angka tiga belas digit, guna identifikasi sebuah buku, sehingga terjadi perbedaan kode antara buku satu dengan buku yang lainnya.
Syarat untuk mendapatkan ISBN adalah dengan mengajukan permohonan kepada Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI. Hanya penerbit buku saja yang bisa mengajukan permohonannya.
Baca Juga : Profil Penerbit Rayyan Meutuah Press
ISBN bersifat wajib, sehingga seluruh terbitan yang tuntas dalam sekali terbit wajib memiliki ISBN
International Standard Serial Number (ISSN)
ISSN (International Standard Serial Number) adalah nomor standar internasional untuk mengidentifikasi terbitan berseri, seperti surat kabar, majalah, jurnal, dan terbitan berkala lainnya. Oleh karena itu ISSN bukanlah untuk buku.
ISSN sifatnya opsional, sehingga tidak semua redaksi terbitan berkala mengurus ISSN. Hanya saja pada masa mendatang jika ada perubahan aturan, maka tidak tertutup kemungkinan ISSN juga wajib, layaknya ISBN.
Pihak yang merilis ISSN adalah ISDS (International Serial Data System), yang berkedudukan di Paris, Perancis. Sedangkan Perwakilan di Indonesia adalah BRIN.
Fungsi
ISBN berfungsi untuk mengidentifikasikan buku yang sifatnya unik. Kode ini akan terilis secara tunggal untuk satu judul buku saja. Meskipun penulis buku akan menerbitkan dua jilid, maka biasanya akan memiliki judul yang berbeda, sekalipun hanya ada tambahan angka. Contohnya “Malin Kundang 1” pada jilid pertama dan “Malinkundang 2” pada jilid kedua. Setiap judul buku mendapatkan ISBN masing-masing.
ISBN juga bisa kita telusuri, sehingga bisa kita ketahui judul buku, siapa penulis dan penerbitnya, kapan terbit, dan informasi lainnya.
Sedangkan SSN berfungsi sebagai kode unik yang menjelaskan identitas publisher, sehingga tidak bisa kita gunakan untuk menelusurinya. Hanya satu penerbit saja yang memiliki ISSN. Sedangkan untuk setiap artikel yang terilis secara berkala tidak memiliki ISSN tersendiri.
Untuk info lebih lanjut, silahkan hubungi kami melalui WhatsApp.